Ad Section

Selamat Datang di Media Online Kampung Dames, Medianya Untuk Berkreasi dan Literasi

Dari Orator Handal Menjadi Kesatria Abdi Negara


Kisah perjalanan kesuksesan mantan aktifis mahasiswa menjadi aparatur Negara,
Dua profesi yang cukup dibilang sangat bertolak belakang yang sulit di persatukan dalam kisah hidup, dimana polisi adalah salah satu musuh besar mahasiswa ketika sedang menyampaikan aspirasi tuntutan terhadap pejabat Negara dan sebaliknya mahasiswa adalah salah satu musuh bagi kepolisian yang selalu merepotkan kepolisian bertugas melakukan pengawalan, tak jarang bakul pukul antar keduanya ndak bisa dihindarkan, sehingga dapat dipastikan antara mahasiswa dan aparatur Negara tidak dapat dipersatukan dalam hubungan yang harmonis .
namun hal berbeda yang di alami oleh Rahi Sarjana, entah apa yang memotivasi hidupnya sehingga dia mau berkecimpung di dunia kepolisian sedangkan dia adalah salah satu mantan aktivis mahasiswa pada masanya yang selalu merepotkan kepolisian dalam mengawal demonstrasi yang dilakukanya. mantan orator ulung yang sekarang menjadi aparatur Negara ini mengakui bahwa untuk mengambil kebijakan seperti itu penuh banyak pertimbangan dan kerja keras sampai harus merelakan idealis dari mengawal kebijakan pemerintah sampai pada  akhirnya menjadi pengawal keamanan Negara .
Laki-laki yang lahir diBima 27 tahun silam ini, dilahirkan di Desa tanjungmas kec.Monta pesisir selatan ujung Bima , ia di besarkan dengan didikan yang cukup keras dan disiplin, hidup di tengah-tengah masyarakat dan keluarga yang berwatak cukup keras secara langsung membuat kepribadianya menjadi sedikit keras dan semangat  juang tinggi dalam mengarungi kehidupan. Rahi dihidupkan dengan kesederhanaan di dalam keluarga yang selalu kekurangan, keseharian nya menjadi buruh kuli bangunan di sela-sela aktifitas pendidikanya,  keadaan keluarga yang seperti itu sempat membuat nya putus asa dalam melanjutkan sekolah, namun ayahnya sewalaupun merasa bahwa keluarganya selalu berada dalam kondisi kekurangan tidak pernah punya keinginan untuk tidak melanjutkan sekolah anaknya, dan tetap mendorong anaknya untuk tetap mengejar cita-cita yang di impikanya,
Rahi sarjana memulai karir pendidikannya di SDN Impres sarae me’e desa tanjungmas trus melanjutkan di  SMPN 2 Monta  dan melanjutkan SLTA nya di STM kota Bima, semasa dalam karir pendidikanya ia tercatat sebagai salah satu siswa berprestasi di tiap-tiap sekolahnya, tak heran rangking 1 selalu diraih nya ketika ada  pengumuman juara kelas disekolahnya, rahi juga tercatat sebagai salah satu pemain bola terbaik semasih di STM kota Bima dengan berhasil mengantarkan sekolahnya beberapa kali menjuarai event yang mereka ikuti.
Selepas lulus dari STM kota Bima Rahi dihadapkan pada dua pilihan, melanjutkan karir pendidikan dengan masuk perguruan tinggi ataukah mengejar cita-citanya menjadi aparatur Negara, sebenarnya yang dinginkan oleh Rahi adalah mengejar cita-citanya dan ikut tes kepolisian namun karena keterbatasan ekonomi keluarga yang tidak memiliki persiapan apa-apa untuknya rahi terpaksa mengurunkan niatnya dan memilih melanjutkan karir pendidikanya di sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu politik (STISIP) Bima. Semasa melakukan proses perkuliahan dikampusnya Rahi adalah salah satu mahasiswa yang sangat proaktif dalam berbagai kegiatan perkuliahan dan kegiatan lainya. Ia bergabung di salah satu organisasi kemahasiswaan tepatnya di Himpunan mahsiswa islam Indonesia (HMI), disana lah darah aktivis mengalir pada dirinya, dengan didikan pembalajaran di organisasi ia terbentuk menjadi mahasiswa yang memiliki daya juang tinggi dalam proses mencari ilmu, ia juga tercatat sebagai kader terbaik yang pernah di cetak oleh HMI pada masanya, semasa menjadi mahasiswa rahi sangat memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap lingkungan social, terbukti ia sangat prihatin dengan keadaan kesenjangan social yang ada didaerahnya, sering kali rahi mengadakan kegiatan-kegiatan social untuk menjawab persoalan dan mengurangi kesenjangan-kesenjangan yang ada didaerahnya,
 perjalanan karir aktivis seorang Rahi sarjana tidak berjalan sampai dia wisuda di kampusnya, pada tahun 2012 ia harus mengakhiri perjalananya menjadi aktivis dan harus melanjutkan cita-cita awalnya menjadi aparatur Negara, orang tuanya mengintruksikan kepada Rahi untuk mengambil cuti dan pergi ke kota rantauan tepatnya di kota mataram, disinilah kisah perjalanan kesuksesan Rahi Sarjana dimulai.  
“dimana ada kemauan disitu ada jalan” munkin kalimat ini pantas di sebutkan ke Rahi Sarjana, wajar saja perjalanan nya mengejar cita-citanya tidak semulus dan tidak seindah apa yang di rasakanya sekarang. Rahi yang sempat patah kaki dikala waktu kecil dulu sempat membuat nya minder untuk mengejar cita-citanya, tak hanya itu, keadaan keluarga juga pada saat itu yang sangat kekurangan membuat nya sempat berpikir untuk mengurungkan niatnya, namun karena besar nya keinginan  dan juga di ikuti oleh dorongan keluarga dan sanak saudara di kampungnya membuat ia terus semangat dalam melanjutkan perjuanganya.  
Ikut tes dengan bermodalkan keinginan dan nekat, tentu banyak yang berpikir peluang untuk lulus sangat tipis, apalagi untuk biaya ikut kepolisian membutuhkan biaya yang sangat besar untuk mempersiapkan segala apapun kebutuhanya dalam mengikuti tes, namun keadaan itu tak sedikitpun membuat Rahi mundur, hidup dimataram tanpa siapapun yang bisa diharapkan oleh rahi membuat nya dituntut untuk mandiri dan cerdas, bahkan untuk pergi tes ia harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sampai ke tempat tujuan, ditambah ia juga harus irit biaya hidup.
Waktu tes Rahi sempat mengalami kegagalan pada kesempatan pertama , dikarenakan ia memiliki kekurangan pada segi sikologis, yang terpaksa membuatnya harus gugur , orang tuanya memanggil untuk pulang dulu didaerah nya, namun karena keinginanya yang sangat tinggi membuatnya bertahan untuk kembali mencoba dan membatalkan kepulangannya. Selang beberapa bulan kemudian Rahi mendapat informasi bahwa akan ada pembukaan pendaftaran lagi dikepolisian, dan tanpa berpikir panjang ia langsung merespon dan mendaftar,  di sinilah perjuangan dan coban Rahi yang sesungguhnya.
Pada tes kedua ini rahi benar-benar berjuang matian-matian untuk bisa lolos, tahap demi tahap ia melewati dengan penuh optimisme, perjuangan nya yang tak kenal lelah ditambah kondisi fisik yang cukup baik dan IQ nya di atas rata-rata, Alhamdulillah dia mampu lolos sampai pada penentuan pengumuman terakhir. 
 “ tuhan memang  tidak memberi cobaan diluar dari pada kemampuan umatnya”, itulah janji allah, dan itulah keajaiban yang didapatkan Rahi pada saat itu, sewalaupun orang tuanya sempat menjual rumah, namun tanaman kebaikan Rahi pada saat ia masih dikampung yang suka membantu dan peduli terhadap masyarakat membuat masyarakat sekitar dan sanak saudara terketuk hatinya untuk ikut membantu baik moral maupun moril, do’a orang-orang yang senang padanya ikut mengantarkan langkah-langkah Rahi dalam mengejar cita-citanya, dan pada pengumuman terakhi rahi pun dinyatakan lulus di kepolisian dan berangkat pendidikan.
Tak sampai disitu, setelah dinobatkan menjadi aparatur Negara kepolisian Nusa tenggara Barat,  ujian dan cobaan masih terus menghampirinya, setelah dilantik dia harus mememban amanah beban dan tanggung jawab yang harus ia selesaikan, dimulai dari membangun kembali rumah orang tua yang dijual sampai menghidupkan kembali ekonomi keluarganya yang sempat merosot jatuh. Namun sekali lagi Rahi adalah sosok yang sangat kuat, selang beberapa tahun kemudian semua beban itu dia selesaikan, dan rumah orang tuanya pun sukses ia bangun kembali sewalaupun tidak seperti rumahnya yang dulu. Pujian dan sanjungan berbanjiran datang dari masyarakat , di tambah dia juga seorang yang sangat karismatik dan sopan santun ketika berhadapan dengan masyarakat, tidak sedikitpun dia tampilkan bahwa dirinya adalah seorang aparatur Negara dihadapan orang-orang yang mengenalnya. Dimata keluarga dia adalah sosok yang sangat taat dan patuh terhadap perintah orang tua, tak sedikitpun bantahan yang keluar dari mulutnya ketika di instruksikan apapun oleh orang tuanya.
Dimata orang-orang yang mengenalnya rahi adalah sosok yang sangat asik dan terbuka dalam segala hal, menurut adiknya dia adalah seorang motivator dan inspiratif dalam hidup, tak sedikit pun dia menampilkan kesedihan, masalah apapun yang menimpanya, di raut wajahnya hanya terlihat senyuman bahagia yang bisa ditampakan.  Keberhasilan rahi sampai hari ini tertular di generasi kebawahnya, dikampung nya rahi menjadi sosok panutan, wajar saja, bahasa-bahasa motivasinya sangat mengispirasi kalangan muda, sehingga tak heran banyak anak-anak muda dikampung lebih memilih ikut aparatur Negara, terbukti dibeberapa tahun terakhir ini telah banyak lahir aparatur-aparatur Negara yang lahir di daerahnya. Satu kesuksesan yang merambat dan berefek yang ditimbulkan oleh seorang Rahi Sarjana, dan ia pantas disebut sebagai tokoh inspiratif
tujuh tahun sudah ia bertugas di kepolisian pol air Nusa Tenggara barat, mulai dari tahun 2012 sampai 2018 ini,  Rahi tentu sudah makan asam garam di dunia militer, mulai dari di tugaskan nya dia diberbagai tempat diwilayah NTB, sampai hari ini ia disudah menjadi ajudan . loyalitas yang ia tunjukan benar-benar harus diakui, wajar saja, tak sedikitpun keluh kesah yang tampilkan saat sedang bertugas sewalaupun beberapa kali ia sakit dan pernah mengedam penyakit aneh dihidupnya sampai beberapa tahun.  hal itu tidak membuatnya harus berpikir mengambil cuti ataupun meninggalkan tugas untuk berobat.
Itulah segelintiran kisah yang pantas disebut sebagai manusia inspiratif , saya juga sebagai sebagai saksi hidupnya sangat mengagumi sosok beliau, sampai hari ini saya menjadi seorang mahasiswa tidak terlepas campur tangannya.




0 Response to "Dari Orator Handal Menjadi Kesatria Abdi Negara"

Post a Comment