Ad Section

Selamat Datang di Media Online Kampung Dames, Medianya Untuk Berkreasi dan Literasi

Teori Agenda Setting Pembentuk Opini

Teori agenda setting adalah teori yang pertama kali di kemukakan oleh Walter Lippam (1965) pada konsep “The world outside and the picture in our head” kemudian di perkenalkan oleh Maxwell Mcomb dan Donald L Shaw saat meneliti pemilihan presiden. Teori agenda setting adalah teori yang mengatakan bahwa media memberitekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting, jadi apa yang di anggap penting oleh media maka penting juga bagi masyarakat. Jadi bagi saya dalam hal ini media di asumsikan memiliki efek yang sangat kuat dan secara tidak langsung dapat mengubah dan mempengaruhi pendapat khalayak atau public, setiap hari perkembangan media mengalami peningkatan maka semakin banyak informasi yang di sebarkan yang tidak bisa kita bending lagi.
Melalui fungsi agenda setting media massa mampu mengubah peristiwa biasa menjadi sangat luar biasa pentingnya bagi  public dan faktanya memang banyak peristiwa penting yang di gerakan oleh media. Salah satu contohnya yaitu peristiwa yang sempat menjadi viral dan di tonton oleh jutaan mata yaitu Briptu Norman Kamaru, ini adalah contoh dari salah satu agenda setting, pertengahan April 2011 nama Norman Kamaru seorang anggota Brimob Polda Gorontalo berpangkat Briptu mendomminasi dan telah ramai di perbincangkan di berbagai media di tanah air. Sekilas tidak  ada yang menarik bagi saya, apa yang di lakukan oleh Norman Kamaru sering di lakukan oleh kebanyakan orang lainnya yang mencoba menghilangkan stress dan menghibur rekan-rekanya, hanya saja aksinya di lakukan ketika ia mengenakan seragam kepolisianya dan terekam oleh kamera.
Contoh yang kedua yaitu kasus kopi Mirna yang juga sempat menjadi viral di mata public, padahal kasus tersebut hanya melibatkan dua orang lalu kenapa harus menjadi konsumsi public ? jika menganalisis dari teori agenda setting kemungkinan adanya kepentingan dari media tersebut untuk menaikkan rating, adanya kepentingan media yang bisa saja terjadi karena yang terkena kasus memiliki hubungan baik dengan media. Semuanya bisa terjadi dan peristiwa ini telah di jadikan konsumsi public yang dapat meningkatkan rating media tersebut. Bagaimana agenda settingnya ? Ada strategi yang di mainkan media sehingga pemberitahuan mempunyai nilai lebih terhadap persoalan yang muncul menggerakan public untuk memikirkan suatu persoalan secara serius dan disinilah kita bisa melihat media sebagai institusi social yang tidak melihat public semata-mata sebagai konsumen.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dalam ragam dan budaya yang di mana masyarakat telah berhasil di giring oleh media pada suatu titik yang mampu mempengaruhi kognitif public atau khalayak. Dari berbagaimacam teori komunikasi, agenda setting adalah teori yang menarik bagi saya, pengaruh teori agenda setting terhadap masyarakat dan budaya sangat besar bahkkan menyentuh masyarakat lapisan menengah kebawah. Hal ini sesuai dengan perkataan Bernard C.Cohen yang mengatakan bahwa pers tidak berhasil banyak pada saat mennceritakan orang-orang yang berpikir tetapi berhasil mengalihkan para pemirsa dalam berpikir tentang apa.
Kita bisa memakai media apa saja untuk membangun opini tapi jika tidak sejalan dengan selera public, maka isu yang di bangun sekuat apapun tidak akan efektif. Meskipun media merupakan pembangun opini public.

Menurut saya, semua media massa hakikatnya berbohong, setidaknya karena satu hal yaitu membesar-besarkan masalah dan mengecilkan fakta-fakta tertentu dan yang tidak bisa di maafkan adalah jika kebohongan itu di sengaja, memutar balikan fakta mendistorsi kebenaran, oleh karena itu jangan berharap ada objektivitas murni dalam sebuah berita, karena objektivitas dalam media massa adalah objektivitas yang subjektif dan setiap media massa memiliki visi misi, itulah sebabnya apa yang di sajikan media adalah realitas kedua atau realitas yang semu yang sudah di tambah dan di bumbuhi dengan permainan kata-kata atau sensasi tertentu agar menarik perhatian public. Dalam teori agenda setting audiens bersifat pasif sehingga tidak bisa mengontrol efek yang menimpanya. Agar tidak terjadi kesalahan, kita harus peka media hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan, dengan begitu kita bisa jadi selektif dalam menanggapi media massa, karena menjadi audiens yang pasif tidak menyenangkan.