Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah budi
daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia
terhitung sebagai kebudayaan bangsa (Pasal 32 UUD 1945). Kebudayaan lama
dan asli yang terdapat pada masing-masing daerah di seluruh Indonesia
termasuk di dalamnya kebudayaan Sasak yang tumbuh dan berkembang dipulau
Lombok adalah terhitung sebagai bagian dari bagian dari kebudayaan
nasional, dengan demikian usaha-usaha yang mengarah kepada panggilan
khazanah budaya seperti suku Sasak yang berkembang di pulau Sasak,
mempunyai arti yang sangat penting, karena akan mempercepat proses
terbentuknya kebudayaan nasional yang berakar kuat pada budaya asli
Indonesia, termasuk di dalamnya kebudayaan Sasak di Lombok.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat manusia secara umum dan lebih
khusus lagi masyarakat desa mereka melakukan upacara-upacara terhadap
kepercayaan yang dianutnya termasuk masyarakat Desa Dames Damai
Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur di dalamnya berlangsung
praktik upacara-upacara sebagai manifestasi kepercayaan yang dianutnya
selama ini masih tetap eksis, kepercayaan yang masih tetap berkembang
hingga dewasa ini pada masyarakat Desa Dames Damai adalah kepercayaan Animisme. Animisme
dalam istilah antropologi adalah kepercayaan bahwa semua benda alam di
dunia ini berjiwa (mempunyai roh) sehingga mempunyai kesadaran dan
kepribadian. Roh-roh itu harus di jaga dan tidak boleh dipermainkan, ia
dapat terdiri dari roh mereka yang sudah meninggal dunia dan menimbulkan
adanya pemujaan terhadap roh nenek moyang atau mungkin dari roh-roh
bersifat umum yang tidak dihubungkan dengan seseorang.
Desa Dames Damai adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Suralaga Kabupaten Lombok Timur, masih percaya kepada sesuatu yang gaib,
mendatangkan manfaat dan menyembuhkan orang sakit, bila salah seorang
keluarga sakit, sering mengadakan pembakaran kemenyan di pohon-pohon
besar atau dikuburan orang yang meninggal dunia. Ini menunjukkan bahwa
mereka menganggap benda-benda dan alam itu bernyawa, mereka meminta
kepada nyawa dari benda-benda dan alam untuk menyembuhkan dan jangan
mengganggu lagi kepada salah seorang keluarga yang sakit. Seiring dengan
perkembangan zaman kemajuan ilmu pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan
masyarakat Desa Dames Damai tidak pernah sirna, selalu berkembang dan
tumbuh ditengah-tengah kelompok masyarakat dan diwariskan sebagai
peninggalan nenek moyang kepada generasinya.
Sejak zaman dahulu kepercayaan animisme merupakan kepercayaan yang
sudah ada dan berkembang. Animisme dan dinamisme salah satu agama yang
berkembang dan tercatat dalam sejarah umat manusia pada zaman purba.
Manusia pada umumnya dan manusia pada khususnya, masyarakat Desa Dames
Damai, kepercayaan animisme dijadikan bentuk atau wasilah untuk
menyembuhkan dan mendatangkan manfaat lewat sesuatu yang tidak nampak
dengan akal pikiran manusia. Kontrafeksi dengan munculnya pandangan
Islam dan pandangan masyarakat yang berbeda Islam merespon bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah tidak boleh mendekatkan sesuatu yang menjadi
ciptaan Allah, apalagi percaya dan yakin segala bentuk yang berupa
benda, kekuatan – kekuatan sakti yang mendatangkan manfaat dan
mendatangkan mudharat. Namun pandangan masyarakat Desa Dames Damai bahwa
itu hanya sebagai syarat untuk menyembuhkan manakala salah satu
keluarga sakit sehingga dalam praktiknya masyarakat mendatangi makam
atau kuburan dengan melakukan upacara – upacara sebagai manifestasi dari
keyakinannya. Hal itu akan bertentangan pada ajaran Islam. Sebagai
kepercayaan masyarakat primitive. Praktik animisme sangat sulit untuk
pudar dari keyakinan masyarakat, sehingga dalam perkembangannya lebih
maju seiring dengan kemajuan zaman. Praktik animisme ditengah-tengah
masyarakat di abad modern
ini, meskipun kadar kepercayaan tersebut tidak sebanding dengan
penganutnya pada masa silam, namun mampu tumbuh dan berkembang
ditengah-tengah kelompok masyarakat beragama Islam di Desa Dames Damai.
Masyarakat Desa Dames Damai merupakan masyarakat secara totalitas
menganut ajaran yang berazaskan Islam tergantung kepada tingkat dan
kualitas pengetahuan dan keimanan masyarakat, sehingga pelaksanaan
ajaran Islam di Desa Dames Damai umumnya dikategorikan menjadi beberapa
bagian antara lain yaitu pertama, masyarakat yang menjalankan ajaran
Islam secara murni yaitu sebagian kecil dari masyarakat yang menjalankan
dan mempertahankan ajaran Islam dengan tegak tanpa dipengaruhi
sedikitpun oleh nilai-nilai yang dapat merusak esensi ajaran Islam
dengan tanpa dipengaruhi sedikitpun oleh nilai-nilai yang dapat merusak
esensi ajaran Islam. Kedua masyarakat yang menjalankan ajaran Islam
namun masih terpengaruh oleh nilai-nilai budaya setempat. Mereka yakin
kepada zat-zat supranatural dan kekuatan-kekuatan gaib yang ditimbulkan
oleh benda-benda yang dianggapnya dapat memberikan manfaat dan mudarat.
Masyarakat Desa Dames Damai berpandangan agama mereka adalah Islam dan
menjunjung tinggi ajaran dan syariat Islam sesuai dengan kitab suci
Al-Qur’an dan hadist.Namun dalam konsekwensinya ajaran dan kebudayaannya
tentang keyakinan dan kepercayaan kepada zat supernatural
kekuatan-kekuatan gaib dalam pelaksanaanya sehari-hari itu merupakan
hanya sebagai syarat atau obat untuk menyembuhkan namun semua itu adalah
ketentuan dari Allah SWT.
Masyarakat Desa Dames Damai semuanya menganut agama Islam, tetapi
sebagian besar masyarakat yang menjalankannya tidak pernah terlepas dari
unsur-unsur kepercayaan lain seperti Aik Mel-mel (Animisme)
dan kepercayaan kepada benda-benda seperti keris dan lainnya
(Dinamisme). Dengan masuknya unsur-unsur kepercayaan lain dalam
menjalankan ajaran agamanya. Padahal seluruh hobi dan rosulnya telah
mengajarkan tauhid dan menyakini satu Tuhan (Esa) tidak beranak dan
tidak diperankan, tidak ada sesuatupun yang setara dengan dia (Allah
SWT) (Qur’an-Al-Ihlas surat, 112).
Adapun proses pengambilan Aik Mel-Mel dengan melakukan upacara disertai dengan sajian-sajian diantaranya yaitu :
- Acara Lelekes yaitu proses pengambilan sajian-sajian yang berisikan bahan-bahan sajian diantaranya :
- Empok Gegerengi yaitu padi yang digoreng dengan tidak menggunakan minyak hingga mengembang, bahasa Sasak (Empok)
- Pamak Urung yaitu daun sirih dan buah pinang yang dimakan kemudian dikeluarkan lagi di atas daun sirih atau daun pisang.
- Benang Putih yaitu benang yang ukurannya besar dan panjang dilipatkan menjadi satu.
- Kemenyan yang akan dibakar dengan menggunakan lapis kelapa yang sudah di kupas lalu dibakar hingga berasap
- Kekembang yaitu bunga yang bewarna warni disatukan menjadi satu.
- Ketupat yang mempunyai dua macam isi yaitu ketupat yang menjadi satu yang ukurannya agak panjang dan ketupat yang berisikan beras yang berukuran segi empat.
- Lelekes yaitu persyaratan yang terdiri dari kapur, pinang digulung dengan daun sirih dan rokok yang digulung dengan kulit jagung diikat dengan sehelai benang putih yang baru dibuat.
- Baskom atau Kocor yang berisikan air dicampur dengan bunga-bunga atau Kekembang.
Dari beberapa sajian-sajian tersebut di atas dilakukan di luar makam
atau kuburan, disatukan atau dimasukkan ke dalam lubang, nantinya akan
dimasukkan di dalam makam atau kuburan.
- Upacara pembakaran ayam, ayam yang akan dipanggang harus dua ekor dan syaratnya dibakar di luar makam atau kuburan tersebut disajikan dengan memakai dulang lalu dinaikkan di atas makam tersebut.
- Setelah melakukan dua proes yang diuraikan di atas maka saatnya melakukan pembakaran kemenyan di atas makam atau kuburan yang dipimpin oleh tokoh adat dengan bacaan-bacaan mantra dan doa.
- Acara zikiran atau doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama dengan tujuan mudah-mudahan keluarga yang sakit akan sembuh dari penyakitnya.
- Acara terakhir adalah memandikan atau membasuhkan air yang ada di dalam baskom atau Kocor tersebut kepada keluarga yang sakit atau keluarga (anak) yang akan dikhitan kalau tujuannya dalam rangka acara selamatan.
Dengan melewati upacara demi upacara yang telah diuraikan di atas,
masyarakat Desa Dames Damai menyebutnya pengambilan Aik Mel-Mel yang ada
pada baskom atau Kocor yang berisikan Kembang (bunga), air yang
nantinya akan dibawa pulang untuk mengobati orang yang kena Pedan Aik Mel-Mel atau kuburan. Adapun kuburan atau makam yang didatangi masyarakat Desa Dames Damai dengan melihat kebiasaan masyarakat yaitu :
- Makam Serek Bokos
Makam atau kuburan ini berada di Dusun Gegurun Desa Suralaga
Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, makam ini tepatnya berada
dipertengahan yang dikelilingi petakan-petakan sawah, dalam sejarahnya
seorang gadis bernama Dea, keturunan bangsawan, dengan parasnya yang
cantik dan anggun, sehingga dengan kecantikannya banyak pemuda datang
melamarnya, namun semua lamaran pemuda tersebut ditolak. Melihat reaksi
sang gadis pemuda-pemuda tersebut sepakat untuk membunuhnya, maka
terjadilah niat tersebut mereka membunuhnya dengan memotong kaki,
kepala, tangan dan lainnya menjadi terpisah-pisah. Salah satu warga
setempat melihat kejadian itu, maka berlarianlah warga lainnya datang
menyaksikan peristiwa pembunuhan tersebut. Mereka membawa bokos (kain
putih). Bokos tersebut dirobek atau diserek sehingga makam ini dinamakan Serek Bokos.
- Makam Riok
Makam atau kuburan ini berada di lokasi Dasan Lekong Kecamatan
Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Makam ini tepatnya berada disamping
jalan raya Dasan Lekong berdekatan dengan kuburan umum, berada di tempat
(lokasi) yang ukurannya seperti rumah kecil. Makam ini sering didatangi
oleh masyakat Desa Dames Damai.
- Makam Raman Beak
Makam atau kuburan ini berada di lokasi Desa Lenek Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur. Makam ini tepatnya berada di pertengahan sawah,
tidak terlalu jauh dari jalan raya Desa Lenek. Makam ini, masyarakat
Desa Dames Damai kuburan tersebut pada setiap upacara selamatan hitanan,
atau salah satu keluarga yang sakit.
- Makam Wanasaba
Makam atau kuburan ini berada di lokasi Desa Wanasaba Kecamatan
Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Makam ini tepat berada di pertengahan
kebun Wanansaba, agak jauh dari jalan raya dan perumahan penduduk
setempat. Dalam sejarahnya makam ini mempunyai kekeramatan pada zamannya
hingga sekarang berlaku juga. Dalam kutipan cerita tokoh adat bahwa
pada makam ini mempunyai dua nisan, namun anehnya dari salah satu dari
kedua nisan tersebut kadang hilang dan muncul tiba-tiba misan tersebut
dikatakan berkeliaran dipasar dan tempat lainnya.
Kepercayaan masyarakat Desa Dames Damai kepada keempat makam tersebut
merupakan manifestasi kepercayaan nenek moyang leluhur, melihat keadaan
berlaku di masyarakat apabila mengadakan upacara slametan sunatan
(khitanan) dan mereka salah sakit, keempat makam tersebut didatangi
sesuai dengan kuburan mana yang menjadi air kehidupannya Ketemuk (Memedan),
dengan tujuan anak yang sakit atau anak yang akan dikhitan kalau tidak
diambilkan air kehidupannya maka konsekwensinya keluarga dan anak
tersebut akan mengalami
sakit dan lainnya mendatangi makam atau kuburan
merupakan bentuk wasilah terhadap nenek moyang leluhur mereka, bukan
berarti segala sesuatunya bergantung kepada keramat roh nenek moyang,
akan tetapi hanya semata-mata menjadi syarat ketentuan yang sudah
ditentukan oleh Allah SWT.
Keyakinan masyarakat Desa Dames Damai tentang Aik Mel-mel
yang ruang lingkup penafsirannya merupakan air kehidupan yaitu
kepercayaan atau keyakinan terhadap roh nenek moyang leluhur mereka yang
sudah meninggal dunia yang bisa Memedan atau Ketemuk dan berbagai
bentuk penyakit yang disebabkannya, berawal dari sesumbar orang yang
sudah mati. Sehingga kenyataanya salah satu keluarganya harus ada yang
diwarisi sehingga dalam konsekwensinya keluarga yang sakit di Pedan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan Islam terhadap
bentuk praktik-praktik dari kepercayaan dan keyakinannya pada suatu yang
mendatangkan dan menyembuhkan itu merupakan suatu larangan yang tidak
diperbolehkan oleh syariat agama apalagi benda-benda tersebut dapat
menyembuhkan dan mendatangkan penyakit, namun pandangan masyarakat Desa
Dames Damai kepercayaan tersebut hanya semata-mata menjadi wasilah dan
syarat dari ihktiar dan do’a terhadap sang khalik (Allah SWT) bukan
berarti benda-benda tersebut untuk disembah atau lainnya.
Pandangan Islam terhadap kepercayaan animisme di Desa Dames Damai
merupakan kepercayaan masyarakat primitive sehingga Islam menegaskan
bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah selain Allah, tentang
pemujaan dan keyakinan kepada roh-roh yang mendatangkan penyakit dan
benda-benda yang bisa Memedan jelas bertentangan syariat Islam, karena
segala sesuatunya adalah yang menyembuhkan dan mematikan. Namun
pandangan masyarakat Desa Dames Damai berpandangan bahwa semua bentuk
keyakinan atau mengambil obat dari kepercayaan masyarakat kepada hal-hal
yang bisa mendatangkan penyakit dan menyembuhkan itu semata-mata hanya
sebagai wasilah dan sarat namun semua itu hanya Allah SWT lah yang
menentukan.
alhamdulillah ber mamfaat
ReplyDelete