Ad Section

Selamat Datang di Media Online Kampung Dames, Medianya Untuk Berkreasi dan Literasi

Penangkapan Badlin


Naskah Cerita Films Pendek Dusun Dames Kec. Suralaga Lotim

  
Adegan 1

Di suatu malam, ketika bulan telah tinggi di tengah langit.
Waktu itu, anjing-ajing hutan menyalak panjang, tinggi, dan ada juga lolongan serigala ketika badlin dilahirkan.
ayahnya, yang menunggu di luar pintu, jadi pucat
Ia seolah menyaksikan bayang-bayang semua pohon berangkat pergi, tak kembali.

Kemudian..
“Oek,oek..” suara bayi terdengar dari dalam kamar, lalu keluarlah seorang belian membawa bayi di tangannya.
“ini anakmu, Kau beri dia nama siapa?” ucap belian tersebut sambil memberikan bayi itu kepada ayahnya
“dia begitu rupawan. Aku akan memberi dia nama Badlin” jawab ayahnya

Adegan 2

18 tahun kemudian

Badlin berjalan di sebuah sungai dekat sawah, ia hendak mandi setelah lelah menggarap sawah,
“Siang ini begitu panas, mandi di ganang pasti akan enak rasanya” ucap badlin kemudian bergegas pergi
Sampai di ganang, ia berjalan menyusuri sungai, ia tidak melihat seorang gadis tengah duduk mencuci di pinggir sungai trsebut.
Gadis itu terkaget melihat kedatangan badlin. Di pandangnya wajah badlin yang rupawan, lalu timbul perasaan aneh dalam diri gadis tersebut. Ia seperti memiliki ketertarikan terhadap badlin.
“hei, siapa itu, sedang apa di sana..” teriak gadis itu memanggil
Badlin yang menyadari ada seorang yang memanggilnya dari kejauhan, mencoba mmendekat lalu menjawab
“saya badlin, saya hendak mandi di sini. Maaf telah mengganggu.”
“tidak apa-apa. Saya juga sebentar lagi akan selesai. apakah kamu badlin dari desa dames? Saya banyak mendengar tentangmu. Baru sekali ini kita ketemu.” Sapa gadis tersebut.
Mendengar itu, badlin sedikit malu kemudian bertanya
“ siapakah engkau? Sayapun belum pernah melihatmu.”
Gadis itupun menjawab
“nama saya Mirah, kita masih satu desa. Tapi saya jarang keluar jika di rumah. Oleh karna kau tidak pernah melihatku.” Jawab gadisnya
‘ohh..” balas badlin dengan singkat.
“ternyata benar kata orang, kau benar-benar tampan.” Ucap gadis bernama Mirah itu,
Badlinpun tersipu malu hingga menjawab dengan terbata-bata
“ah.. bb..iasaa saja. Kaupun begitu cantik. seperti melati yang jatuh dibawa air sungai.”
“hee.. kau ternyata romantis ya. Oh iya, ini sudah hampir sore, Saya harus pulang. Senang bertemu denganmu badlin.” Jawab mirah sambil mengemas cuciannya.
“sayapun begitu senang berkenalan denganmu, Mirah.” Jawab badlin.
Mendengar itu wajah mirah menjadi merah. Ada bunga yang tiba-tiba mekar di dadanya. Sambil tersipu malu ia berjalan meninggalkan badlin pulang. Tapi tanpa mereka sadari, ada seseorang di kejauhan yang mengawasi mereka sedari tadi. Orang itu, yang tak diketahui identitasnya kemudian pergi menunggalkan sungai setelah mirah pergi.
Badlin yang sejak tadi sudah gerah, segera menceburkan tubuhnya ke sungai dan mandi.

Adegan 3

Suatu sore, badlin duduk di beranda rumah sambil meniup seruling miliknya. Suasana desa yang asri membuat alunan-alunan nada yang keluar dari seruling badlin begitu enak di telinga. Tapi, tidak berselang lama dua orang perajurit desa datang menghampirinya.
Badlin mentap tajam wajah perajurit-perajurit tersebut, kemudian timbul kecemasan dalam dirinya ketika melihat wajah garang mereka. dan benar saja, tiba-tiba perajurit itu menyeretnya tanpa berkata apa-apa. Badlin yang kaget mencoba melawan tapi tenaganya begitu lemah dibanding perajurit-perajurit tersebut.
“ada apa ini, kenapa kalian menangkapku” Tanya badlin kepada para perjurit itu, tapi mereka tidak menjawab. Lalu salah seorang perajurit mengeluarkan sebuah kain dan menutup mata badlin.
Badlin yang tidak dapat kin tergulai lemah hanya bisa berdoa dan mencoba merasakah arah dan jarak dimana dua orang perajurit itu menyeretnya.

(Debu kembali ke tanah
Jejak sembunyi ke tanah
Badlin di seret ke sana
Seluruh desa tak bersuara)

(Sang bapak menangis pada angin
Perempuan kepada cermin
“peoko’, peoko’ yang gagah
Pelupukku akan tumpah”)

Adegan 4

Lalu mereka berhenti di sebuah tempat yang sepi. Badlin yang masih terikat dan tertutup matanyapun bertanya
“kemana kalian membawaku, di manakah ini?”
“diamlah, kau sebentar lag akan tahu sendiri” jawab salah seorang perajirut, kemudian membuka tutup mata yang menempel di wajah badlin. Dan terlihatlah gelap sehabis senja. Tiba-tiba muncul seorang dengan wajah tembam, menggeram kemudian mengangkat muka badlin menatapnya.
“tahukah kau, Badlin. Mengapa kau kuperintah dibawa kemari?” ketus orang tersebut. Badlin yang langsung menyadari sosok orang tersebutpun menjawab
“tidak, Gusti”
“kau sangka, kau pemberani?” balas orang tersebut yang ternyata adalah satria, putra seorang keleang di desanya.
“saya tidak berani, Gusti” badlin hanya menjawab lemah
“kau menantangku!” ucap orang itu. Kemudian di sambungnya
“kau menghinaku, kau pamerkan kerupawananmu, kau remehkan aku, kau pikat perempuan-perempuanku, kau cemarkan namaku. Jawablah Badlin!” sentaknya
“hamba tidak tahu, Gusti” jawabnya dengan lemah, iapun tahu setelah itu tentang nasibnya.

Kemudian terdengan orang itu berkata kepada para perajuritnya,
“pukul dia di sini!”

(Duh gusti yang merah
Kau ingin cicipi asin darah)

Setelah babak belur, orang itupun kembali berucap
“masukkan semut ke dalam matanya!”

(Seluruh desa tak bersuara.)

1 Response to "Penangkapan Badlin"